PENALARAN
Pengertian
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Dengan kata lain penalaran dapat juga diartikan sebagai
suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk
menuju suatu kesimpulan.
Proposisi
Proposisi adalah kalimat logika yang
merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat
dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, proposisi sebagai pernyataan yang
di dalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang
lain.
Proposisi
merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan
predikat. Sehingga dapat diartikan proposisi sebagai pernyataan yang lengkap
dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat.
Inferensi
dan Implikasi
Metode Inferensi adalah mekanisme
berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh system untuk mencapai
suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya
akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan
mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada
dalam basis data.
Sedangkan
untuk metode implikasi, perhatikan pernyataan berikut ini, “Jika matahari
bersinar maka udara terasa hangat”, jadi bila kita tahu bahwa matahari
bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama
artinya jika kalimat tersebut kita tulis sebagai berikut, “bila matahari bersinar,
udara terasa hangat”, “sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”,
“matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “matahari bersinar
hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah
cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar. Sedangkan untuk menunjukkan
bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat
atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar.
Wujud
Evidensi
Dalam
wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya di
masukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan infromasi (bahan
keterangan). Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan
diandalkan kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan
pengujian atas data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keteraangan itu
merupakan fakta.
Fakta
adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal musuh mendarat di sebuah
pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi.
Ada
kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidensi itu. Dalam hal ini
pembela akan mengajukan evidensi yang lain dengan mengatakan bahwa seorang yang
lain telah mencuri pisau itu dan telah mempergunakannya untuk melakukan
pembunuhan. Secara diam-diam pisau itu dikembalikan dan tanpa sadar telah
dipegang oleh pemiliknya itu. Fakta-fakta yang dipergunakan sama, hanya proses
penalaran yang disusun berdasarkan fakta-fakta itu berlainan.
Cara
Menguji Data
·
Observasi, yaitu melakukan peninjauan untuk lebih
meyakinkan dirinya sendiri dengan mengadakan peninjauan atau observasi singkat
untuk mengecek data atau informasi tersebut.
·
Kesaksian, yaitu meminta keterangan dari orang lain, yang
telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan tersebut.
·
Autoritas, yaitu meminta pendapat dari seorang ahli atau
mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan
semua kesaksian, menilai semua fakta dan kemudian memberikan pendapat mereka
sesuai dengan keahlian mereka di bidang tersebut.
Cara
Menguji Fakta
·
Konsistensi, yaitu tidak ada satu evidensi yang
bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain, maka argumentasi itu tidak
akan meyakinkan pembaca atau pendengar.
·
Koherensi, fakta yang digunakan sebagai evidensi harus
koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan juga sikap yang
berlaku. Penulis harus meyakinkan pembaca untuk menerima fakta-fakta dan jalan
pikiran yang dikemukakannya.
Cara
Menilai Autoritas
·
Tidak mengandung prasangka :
Pendapat itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil
eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga
mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan
pribadi dari data-data eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak
mempengaruhi autoritas itu, maka pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat
yang objektif.
·
Pengalaman dan pendidika autoritas :
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus
dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang
diperoleh melalui pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas
dengan penelitian yang dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian
juga pendapatnya, akan lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa
syarat pertama diatas harus diperhatikan.
·
Kemashuran dan prestise:
Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan
dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan
prestise pribadi dibidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi
terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang.
Selama apa yang dikatakannya hanya merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah.
Tapi sangat menyedihkan bila pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai
suatu autoritas, tanpa mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat
itu dan dasar-dasar mana yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat
tersebut.
·
Koherensi dengan kemajuan :
Pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap
terakhir dalam bidang tersebut. Untuk memperlihatkan bahwa penulis
sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka
sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas.
Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa
penulis kurang menyiapkan diri.
Sumber:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://andini-andhini.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran-dan-proposisi.html
http://gorengghora.blogspot.com/2011/01/pengertian-implikasi.html
http://demilanisa.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://vianipire.blogspot.com/2012/03/penalaran-itu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar